Posts

Showing posts from October, 2013

Reformasi Pacific Plan

Image
Tujuh tahun setelah Pacific Plan berjalan, kini telah muncul wacana untuk mengemas ulang badan kerjasama kawasan pasifik tersebut untuk lebih berfokus pada bidang integrasi regional. Wacana tersebut muncul dari Eminent Persons Group (EPG), lembaga konsultasi kawasan pasifik. EPG melalui review team-nya mengungkapkan bahwa kendati Pacific Plan telah meningkatkan kerjasama regional kawasan pasifik, namun masih sangat kurang dalam meningkatkan integrasi regional. EPG menemukan bahwa integrasi berjalan sangat lambat terutama dalam bidang perdagangan regional. Pacific Island Countries Trade Agreement (PICTA) masih belum diratifikasi, kerjasama dagang antara Forum Island Countries, Australia, dan New Zealand (PACER Plus) berjalan dengan lambat, serta kerjasama dagang dengan Uni Eropa pun masih belum dapat tercapai.

Regionalisme Pasifik Selatan: Proses dan Hambatannya

Image
Semenjak berakhirnya Perang Dunia ke-2, banyak bermunculan negara-negara baru dalam sistem internasional ini. Kebanyakan negara yang terlahir setelah Perang Dunia ke-2 adalah negara-negara miskin yang masih dalam tahap melakukan pembangunan kembali atas negaranya yang hancur akibat kolonialisme. Kondisi ini mengakibatkan negara-negara baru ini sangat lemah terhadap intervensi atau dominasi dari negara-negara kuat yang memenangkan Perang Dunia ke-2. Didorong oleh semangat self-determination (hak menentukan nasib sendiri), regionalisme pun menjadi solusi bagi negara-negara lemah yang baru terlahir ini untuk saling menguatkan diri dan memagari diri dari pengaruh asing. Hal inilah yang terjadi pada negara-negara di Pasifik Selatan.

Join Paramadina IR Week's Symposium!

Image
Ilmu Hubungan Internasional Indonesia telah ditunggangi oleh kepentingan politik negara ini yang menginginkan agar departemen HI di seluruh Indonesia tidak lebih dari sekedar pabrik yang dapat menyediakan stok diplomat untuk dipekerjakan pada negara. Akibatnya, paradigma, teori, dan pendekatan ilmu HI kontemporer yang berpotensi untuk mendekonstruksi konsep negara menjadi sulit berkembang karena dianggap sebagai ancaman. Dengan demikian, ilmu HI di Indonesia pun tidak dapat berkembang sebagaimana mestinya. Entah Anda setuju atau tidak setuju dengan pernyataan di atas, saya merekomendasikan Anda semua untuk datang ke Simposium Ilmu HI bertemakan " Menjawab Tantangan Ilmu HI dalam Sketsa Kontemporer " yang diselenggarakan dalam rangkaian acara Paramadina IR Week 2013. Di sana Anda dapat berdialog langsung dengan ilmuwan-ilmuwan HI terkemuka di Indonesia untuk memperdebatkan pernyataan tadi. Simposium Ini akan diselenggarakan pada: Hari: Kamis-Jumat Tanggal: 7-8 November

Perkembangan Teori HI dalam Islam: Arahan baru untuk Pemikiran dan Metodologi Islam

Image
Pada awalnya, benua Eropa dikuasai dan didominasi di bawah otoritas kekuasaan Kristiani. Setiap nilai – nilai yang akan dijalankan mengacu kepada sumber dasar hukum dalam Alkitab Kristiani. Namun, dalam perkembangannya mulai muncul berbgai pergolakan dari sekelompok masyarakat yang lebih mengedapankan nilai nasionalisme. Bagi sebagian golongan ini, norma dan ajaran yang bersumber kepada ke-Tuhanan dinilai tidak masuk akal dan tidak sesuai dengan realita yang ada. Hingga akhirnya dalam kurun waktu perang dunia ke II, Rusia maju dengan hegemoninya mulai menyebarkan dan menularkan ideologi baru yaitu komunisme. Dimana komunisme yang ditawarkan dapat mengkombinasikan pertentangan antara ideologi kristiani dan juga nasionalisme. Ideologi Komunisme ini dipromosikan sebagai suatu ideologi baru yang merupakan ide terbaik dalam mencapai universal community (Sulayman, 1967).

Rusia dan Korea Utara Membuka Jalur Khasan-Rajin

Image
Hari Minggu, 22 September 2013 lalu, telah dibuka sebuah jalur kereta lintas-batas yang menghubungkan kota perbatasan Rusia bernama Khasan dengan pelabuhan dagang milik Korea Utara bernama Pelabuhan Rajin. Jalur yang telah mulai dibangun semenjak tahun 2008 tahun tersebut dibuat atas kesepakatan bersama antara Vladimir Putin dan Kim Jong Il di tahun 2001. Jalur kereta sepanjang 54km tersebut direncanakan untuk mengangkut batubara milik Rusia ke pasar Asia-Pasifik. Nantinya, jalur kereta tersebut akan dikembangkan lagi hingga mampu mencapai Korea Selatan, dengan tujuan memudahkan jalur transportasi dari Eropa ke Asia Pasifik serta membantu menciptakan hubungan baik di antara Korea Utara dan Korea Selatan. Jalur yang menghubungkan Eropa dan Asia-Pasifik ini merupakan sebuah proyek besar yang oleh Rusia disebut ‘The Iron Silk Road’ – sebuah nama yang berasal dari nama jalur perdagangan Asia dan Eropa di masa silam.

Pengaruh Ideologi Konfusianisme terhadap Hubungan Diplomatik Vietnam – China Kontemporer

Image
Dalam kunjungan Presiden China, Li Keqiang, ke Vietnam beberapa hari yang lalu, dikeluarkan pernyataan yang didukung oleh Perdana Menteri Vietnam, Nguyen Tan Dung, bahwa kedua negara bersepakat akan meningkatkan hubungan kerjasama dalam segala bidang. Selain itu, kedua kepala negara juga menyatakan bahwa sengketa perbatasan laut yang ada saat ini harus diselesaikan dengan cara damai dan bahwa peningkatan kerjasama ini akan mengarah pada terciptanya stabilitas regional. Sengketa perbatasan laut tersebut mengacu pada konflik Laut China Selatan yang sempat menjadi panas semenjak adanya kontak fisik antara kapal China dengan kapal Vietnam. Vietnam sampai saat ini menolak untuk menyebut wilayah perairan tersebut sebagai Laut China Selatan, namun bersikukuh menyebutnya sebagai Laut Timur. Pernyataan terkait peningkatan kerjasama dalam segala bidang termasuk bidang keamanan yang dikeluarkan oleh China dan Vietnam baru-baru ini menimbulkan sebuah kontradiksi. Di satu sisi Vietnam menunj

Literature Review: The Lessons of Kargil as Learned by India

Image
Hingga saat ini, Perang Kargil adalah satu-satunya kasus perang konvensional yang terjadi di antara negara pemilik nuklir. Begitu uniknya situasi yang ada pada Perang Kargil, sehingga Pertempuran yang melibatkan India dan Pakistan di wilayah India yang bernama Kargil tersebut menimbulkan berbagai asumsi baru dalam teori deterrence dan memberikan alasan yang kuat bagi kedua negara untuk mengubah kebijakan keamanannya. Rajesh M. Basrur, dalam tulisannya The Lessons of Kargil as Learned by India, mencoba menjelaskan perubahan-perubahan yang terjadi pada kebijakan keamanan India setelah Perang Kargil. Rajesh menemukan bahwa terdapat dua bidang yang mengalami perubahan paling fundamental, yaitu bidang organisasional dan bidang strategis.